Semarang, 24 November 2022 –Sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan dan Sekolah Pusat Keunggulan di Kota Semarang, SMKN 3 sudah menerapkan kurikulum merdeka 2 (merdeka berubah) untuk diterapkan pada kelas X atau fase E. Selaras dengan penerapan kurikulum merdeka, SMKN 3 Semarang melakukan kegiatan in house training (IHT) sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran dalam menerapkan kurikulum merdeka yang digiatkan oleh Kemendikbud. Kegiatan IHT difasilitatori oleh Bapak Ainur Rojik, S.Pd, M.Eng., selaku Kabid Pembinaan SMK PDK Provinsi Jawa Tengah dan Ibu Dra. Ratna Setyohandani, M.Pd., sekaligus pengawas SMKN 3 Semarang.

Kegiatan yang berlangsung dengan penuh semangat ini menyinggung bagaimana implementasi P5 serta model pembelajaran diferensiasi yang  sedang booming dalam dunia pendidikan Indonesia. Kabid Pembinaan SMK PDK Provinsi Jawa Tengah, Ainur Rojik, S.Pd, M.Eng., menjelaskan tiga konten garis besarnya, diantaranya fungsi dan posisi SMK PK, lalu implementasi pembelajaran generasi SMK REV 4.0 dan terakhir seputar mutu lulusan dalam lingkup Tracer Study. Selepas paparan Beliau, acara dilanjutkan dengan penjelasan modul ajar berdiferensiasi yang disampaikan oleh pengawas SMKN 3 Semarang, Dra. Ratna Setyohandani, M.Pd.,

“Pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang bisa mengakomodir seluruh peserta didik dengan latar belakang dan bakat yang berbeda-beda. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif sesuai dengan merdeka belajar supaya seluruh peserta didik mendapatkan treatment belajar yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama. Asesmen diagnostik perlu diterapkan pada awal pembelajaran, guna mengetahui peta kemampuan peserta didik, nantinya hasil dari asesmen dapat dikelompokkan secara kognitif maupun non-kognitif. Ambil yang termudah saja dalam pemetaannya, mengingat jumlah peserta didik dalam satu kelas lebih dari 20 siswa. Apabila menemui peserta didik yang kurang dalam melaksanakan sebuah pembelajaran bisa diberikan pendampingan, motivasi, menambah jam pelajaran khusus, tutor sebaya ataupun remidial dengan menurunkan tingkat kesukaran soal. Sehingga dengan perbedaan karakteristik setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.” Ujar Dra. Ratna Setyohandani, M.Pd.

Terakhir, beliau menambahkan dan memotivasi guru bahwa kita harus memiliki kesadaran sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar sesuai perkembangan zaman agar tidak ketinggalan dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan, selalu berkarya serta menjadi guru yang dirindukan oleh setiap peserta didiknya. SMKN 3 Jitu !

Penulis : Humas SMKN 3 Semarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *