Teaching factory adalah model pembelajaran berbasis produk (barang/jasa) melalui sinergi sekolah dengan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri. Model pembelajaran tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselarasan proses pengantaran pengembangan keterampilan (skills), pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude) melalui penyelarasan tematik pada mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif.

Model pembelajaran teaching factory mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu: (i) produk sebagai media pengantar kompetensi, (ii) Job sheet yang memuat urutan kerja dan penilaian sesuai dengan prosedur kerja standar industry serta (iii) pengaturan jadwal belajar yang memungkinkan terjadinya pengantaran softskill dan hardskill ke peserta didik dengan optimal. Setiap kompetensi keahlian di SMK dapat menerapkan teaching factory melalui 3 komponen tersebut sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas masing-masing.

Melalui penerapan model pembelajaran teaching factory, akan diperoleh manfaat sebagai berikut:

  1. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas pengantaran soft skills dan hard skills kepada peserta
  2. Meningkatnya kolaborasi dengan dunia usaha/dunia industri melalui penyelarasan kurikulum, penyediaan instruktur, alih pengetahuan/teknologi, pengenalan standar dan budaya
  3. Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui interaksi dengan dunia usaha/dunia
  4. Terjadinya perubahan paradigma pembelajaran dan budaya kerja di institusi pendidikan dan pelatihan kejuruhan

Penerapan teaching factory dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, implementasi dan evaluasi.

Tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan antara lain:

  • Sosialisasi, dilakukan kepada semua guru, karyawan, beserta peserta didik SMK Negeri 3 Semarang.
  • Pembentukan tim pelaksana teaching factory SMK Negeri 3 Semarang.
  • Penyusunan rencana dan ruang lingkup kegiatan teaching factory SMK Negeri 3 Semarang.
  • Penyusunan dan pengesahan dokumen perangkat pembelajaran, termasuk komponen utama teaching factory yang terdiri dari: produk, jadwal blok, dan job sheet.

Tahap implementasi, kegiatan yang dilakukan antara lain:

  • Penerapan model pembelajaran teaching factory.
  • Pendampingan dan penguatan pemahaman pemangku kepentingan (stakeholder).
  • Monitoring dan pengendalian kegiatan.

Tahap evaluasi, dilakukan:

  • Evaluasi penerapan teaching factory;
  • Penyusunan laporan hasil evaluasi serta rekomendasi untuk penguatan dan perbaikan selanjutn

Implementasi model pembelajaran teaching factory melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Sekolah, didukung oleh tim pelaksana teaching factory, yang terdiri dari Wakil Kepala Sekolah (Waka) Kurikulum; Waka Hubungan Humas; Waka Sarana dan Prasarana; Ketua Kompetensi Keahlian (Teknik Otomotif, Teknik Konstruksi dan Properti, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Elektronika); serta tenaga pendidik.

Implementasi Teaching Factory SMK Negeri 3 Semarang dilakukan melalui pengembangan Bengkel OTTO 03 yang bergerak dalam bidang jasa perbaikan kendaraan ringan yang meliputi layanan jasa servis kendaraan ringan, penggantian suku cadang, servis Air Conditioning (AC), Spooring dan Balancing.

Pengembangan pembelajaran Teaching Factory yang lain oleh SMK Negeri 3 Semarang, dilaksanakan melalui program Kelas Industri Carfix yang bekerja sama dengan PT. Global Carfix Indonesia. Kelas Industri Carfix meliputi kegiatan guru tamu, On the Job Training peserta didik dan guru serta perekrutan alumni. Berikut dokumentasi kegiatan revitalisasi bengkel OTTO 03 pada tanggal 25 November 2020. SMKN 3 Jitu !