OBSERVASI TEMPAT MAGANG
Hari pertama magang kami diterima secara langsung oleh pimpinan perusahaan Bapak Hendro Wibowo. Beliau menuturkan sangat senang sekali kedatangan para guru yang ingin menimba ilmu di lapangan, maklum beliau ini juga mantan guru maka tidak heran kepedulian terhadap pendidikan sangatlah tinggi. Selanjutnya beliau menjelaskan situasi pada tiap-tiap proyek, total terdapat 3 proyek yang meliputi pembangunan Kelurahan Grogol, pembangunan Kelurahan Pondok Petir, dan pembangunan Taman Musik Kota Depok.
Selesai sesi penerimaan, kami didampingi Pak Hendro melakukan observasi ke 3 proyek. Pertama, kami observasi ke proyek Pembangunan Taman Musik Kota Depok, di sini terdapat bermacam-macam pekerjaan dimulai dari pembangunan gedung pentas, pertamanan, seni patung, kolam, infrastruktur, dan lain-lain. Bisa dibilang ilmu yang bisa diserap sangat bervariasi. Tempat kedua di proyek Pembangunan Kantor Kelurahan Pondok Petir, gedung berlantai 2 nan megah untuk sekelas kantor kelurahan. Tempat ketiga di proyek Pembangunan Kantor Kelurahan Grogol, lingkup pekerjaan sama dengan yang di pondok petir karena memang tipikal bangunannya sama.
MAGANG DI 3 PROYEK
Awalnya kami berencana memecah kelompok menjadi 3 untuk setiap tempat terdapat 2 guru, namun dengan melihat situasi jalanan yang macet dan biaya transportasi yang cenderung mahal maka kami putuskan untuk selalu bersama-sama menggunakan mobil sekolah yang dibawa ke lokasi. Konsekuensinya kami harus berpindah-pindah dari proyek satu ke proyek lain setiap harinya, sisi positifnya ilmu yang dapat kami serap jauh lebih lengkap karena dapat merasakan pekerjaan yang berbeda-beda pada setiap proyek.
Proyek 1. Pembangunan Taman Musik Kota Depok
Proyek ini beralamat di Jalan Abadijaya, Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat dikerjakan oleh pelaksana CV. Kevin Jaya Mandiri serta diawasi oleh konsultan pengawas CV. Sekawan Daya. Proyek ini juga memiliki keunikan tersendiri karena adanya gabungan antara unsur seni musik ke sebuah bangunan misalnya saja patung-patung alat musik, ornamen not balok, dan panggung teater. Selain itu memiliki jenis-jenis pekerjaan yang bervariasi antara lain pekerjaan pertamanan (landscape) dan hardscape, infrastruktur (pagar, parkir, jalan setapak, drainase), pargola, dan gedung pentas.
Progres pekerjaan awalnya terlambat tidak sesuai dengan rencana, namun pihak kontraktor sangat berupaya untuk mengejarnya dengan cara menambah tenaga kerja dan melaksanakan lembur secara beruntun berhari-hari untuk menyelesaikan beberapa item pekerjaan. Setelah 3 hari terlihat jelas perkembangan pekerjaannya, sehingga kontraktor mampu mengejar target sesuai dengan jadwal kurva S kembali.
Proyek 2. Pembangunan Kantor Kelurahan Pondok Petir
Proyek ini beralamat di Jalan Raya Pondok Petir, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat membangun sebuah gedung berlantai 2 nantinya akan difungsikan sebagai kantor kelurahan. Desain gedung memiliki konsep minimalis modern dengan memadukan unsur budaya lokal berupa ornamen ukiran khas daerah setempat. Pekerjaan yang dapat kami pelajari dalam proyek ini antara lain pekerjaan struktur, arsitektur, infrastruktur, utilitas, atap, dan landscape.
Selain ilmu teknis kami juga mencoba mempelajari ilmu manajemen dalam bidang proyek konstruksi. Menariknya progres pekerjaan tergolong pelan, sehingga jauh dari target yang direncanakan. Dari kekurangan ini kami dapat melihat apa penyebabnya dan sebagai pengawas bertugas memberikan solusi kepada kontraktor. Meskipun kontaktor sudah berusaha kejar target, proyek ini selesai melebihi perjanjian kontrak.
Proyek 3. Pembangunan Kantor kelurahan Grogol
Proyek ini beralamat di Jalan Cemara Kampung Rawakalong, RW 09, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat. Sama dengan proyek di pondok petir proyek ini juga membangun gedung berlantai 2 nantinya digunakan sebagai kantor kelurahan. Desain bangunan juga menyerupai karena memang peraturan dari pemerintah yang telah memiliki desain tipikal khusus bangunan pemerintahan. Progres pekerjaan sangat baik dimana pelaksana mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu sesuai perjanjian kontrak.
PROYEK MOLOR
Proyek molor memang sering terjadi dalam dunia konstruksi, ini juga yang kami temui di proyek kelurahan pondok petir. Progres pekerjaan jauh dari schedule yang ada di kurva S, padahal batas waktu tinggal 3 minggu sampai dengan serah terima pekerjaan dengan owner. Kami ditugaskan sebagai pengawas oleh Pak Hendro mencoba menganalisa penyebab kenapa bisa molor, hasil analisa kami yaitu:
- metode kerja yang salah, banyak ditemui pekerjaan yang sudah jadi kemudian dibongkar kembali karena ada pekerjaan lain yang dilewati, padahal harus melaksanakan pekerjaan ini lebih dulu;
- hubungan antara pelaksana dengan mandor yang kurang berkomitmen, pelaksana proyek sudah memberi arahan kepada mandor untuk mengerjakan item A misalnya, tetapi mandor tidak segera mengerjakannya, tetapi masih bertahan dengan pekerjaan lain yang tidak kunjung selesai;
- manajemen pekerjaan yang kurang tepat, masalah ini sangat kompleks karena terkait jumlah pekerja, metode pekerjaan, suplai material, kondisi cuaca, dan lainnya, yang harusnya dipimpin oleh orang yang sudah ahli dan berpengalaman.
Penulis : Eddy Syaputro, S.Pd.
Penyunting : Humas SMKN 3 Semarang