Oleh : Ririen Pratignyowati, S.Pd.

Guru IPAS SMK Negeri 3 Semarang

Sudah dua tahun berjalan pandemi Covid-19 merajalela di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Semua sektor di Indonesia seperti: Kesehatan, Ekonomi, Sosial dan Pendidikan terkena dampaknya. Banyak anak usia sekolah yang orangtuanya meninggal dunia karena terinveksi virus Covid. Dampak permasalahan tidak hanya itu, banyak diantara orangtua siswa yang kehilangan pekerjaan karena adanya PHK (Pemberhentian Hubungan Kerja) besar-besaran dan seringnya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Dilansir dari Kompasiana, 2021 “Karena pandemi Covid-19 menjadi berkepanjangan, para ahli bidang Pendidikan menyerukan “The Great Reset” atau pengaturan ulang tatanan kehidupan yang mendasar secara massif atau menyeluruh.

Tujuannya agar di kalangan para pendidik tumbuh semangat dan rasa optimisme yang tinggi dan dedikasi untuk memberikan yang terbaik dalam tugasnya sehingga menjadi modal utama dalam menyikapi kondisi tidak menentu yang sedang terjadi. Untuk menaklukkan “The Great Reset” diperlukan yang namanya Life Skills. Life skill (kecakapan hidup) adalah pelajaran berharga mengenai kecakapan hidup yang sebaiknya diajarkan pada anak sejak dini. Dengan memiliki life skill, anak diharapkan mampu beradaptasi dengan baik dalam kehidupan. Pembelajaran kecakapan hidup yang terdapat dalam mata pelajaran Kimia merupakan reorientasi pendidikan dari subject matter oriented (berorientasi pada materi pelajaran) menjadi life-skill oriented (berorientasi pada kecakapan hidup). (Nurfina Aznam : 2002).

Pada mata pelajaran kimia di SMK, kecakapan hidup yang dikembangkan adalah kecakapan hidup generik/umum (general life skill) dan kecakapan akademik (academic skill). Kedua kecakapan hidup itulah yang harus dimiliki siswa setelah dia menyelesaikan study. Menjadi tugas guru untuk memilih dan memasukkan macam-macam kecakapan hidup ke dalam pengalaman belajar pada setiap kompetensi dasar (KD) yang dipilih setelah melalui analisa terlebih dahulu. Dengan harapan siawa akan mendapatkan pengalaman hidup dari kegiatan belajar yang dilakukan. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan jumlah maksimal anggota sebanyak 3 orang. Hal ini yang dilakukan guru pada pembelajaran mapel kimia terhadap siswa kelas X TAV (Jurusan Teknik Audio Video) SMK Negeri 3 Semarang di semester ganjil. Karena model pembelajaran yang dilaksanakan sekolah adalah Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas 50 persen sehingga kegiatan belajar mengajar yang berlangsung merupakan kombinasi pembelajaran daring atau online (dengan siswa mengikuti pembelajaran dari rumah masing-masing) dan luring (yaitu siswa mengikuti pembelajaran tatap muka secara langsung dengan hadir di sekolah) model pembelajaran ini di kenal dengan istilah “Hybrid learning”.

Model pembelajaran ini sangat tepat diterapkan dalam suasana pembelajaran di tengah pandemi yang sedang berlangsung karena bisa menggabungkan 2 kondisi siswa yang berbeda (dirumah dan di sekolah). Untuk mengatasi kejenuhan yang dirasakan siswa dengan seringnya belajar dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Serta agar belajar jadi tidak membosankan tapi menyenangkan, guru mengajak siswa untuk mengenal berbagai bahan kimia yang ada didalam rumah dan membuat berbagai produk rumah tangga (home industry) seperti membuat sabun cuci piring, pembersih lantai, pembersih kaca, molto dan hand sanitizer secara berkelompok.

Di sini guru memberikan kebebasan siswa untuk menentukan kelompoknya sendiri agar mudah beroordinasi dengan teman-temanya terutama dalam pembuatan salah satu produk home industry. Agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa bertambah dilakukan kerjasama dengan guru kewirausahaan dengan harapan agar produk yang dihasikan bagus dan berkualitas sehingga memiliki nilai jual yang tidak kalah dengan produk serupa yang sudah ada di pasaran. Harapan dari kegiatan ini adalah siswa memiliki kecakapan hidup (life skill) yang bisa dipergunakan untuk mendapatkan mendapatkan penghasilan tambahan atau sebagai mata pencaharian diantaranya dengan membuat produk-produk rumah tangga (home industry) yang banyak dibutuhkan dan digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan menjadi kekuatan dan modal utama dalam menghadapi great reset.

Artikel ini telah terbit di :
https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2021/12/17/taklukkan-great-reset-dengan-pembelajaran-life-skills/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *