Oleh : Sujadi, S.Pd.

Guru TKR SMK Negeri 3 Semarang

Proses pembelajaran di sekolah menengah kejuruan (SMK) tentunya berbeda dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) ataupun madrasah tsanawiyah (MTs), sehingga perlu adanya kiat-kiat khusus agar materi yang disampaikan oleh seorang pendidik/guru mudah dipahami, dimengerti dan dikuasai  oleh siswa. Karena di sekolah  menengah kejuruan (SMK) mata pelajaran yang dijarkan lebih banyak mata pelajaran kejuruan/produktifnya dibandingkan dengan mata pelajaran yang umum (normatif dan adaptif).

Dari beberapa metode pembelajaran yang sudah ada seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, demonstrasi, amsal/perumpamaan, targhib dan tarhib/hadiah dan hukuman, dan pengulangan/tikror. Pada dasarnya semua metode pembelajaran bisa diterapkan kepada siswa SMK, namun tingkat keberhasilannya yang berbeda-beda tergantung bagaimana seorang guru dalam mengemas dan menyampaikan materi pembelajaran tersebut ke siswa.

Keberhasilan sebuah pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pendidik, faktor sarana dan prasarana, faktor siswa, dan lain sebagainya.  Ditinjau dari fackor  siswa, siswa  adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan tersebut, yaitu keberhasilan belajar mengajar. Agar siswa mampu menyerap dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru dengan baik dan mudah, selain semangat belajar yang tinggi juga harus mempunyai kiat-kiat dan tahapan-tahapan tertentu yang harus dilakukan. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan siswa agar mampu menguasai materi/skill dengan mudah diantaranya yaitu amati, pahami, mencoba, dan latihan (APAMELA).

Tahapan-tahapan APAMELA ini sudah diterapkan dan dilakukan oleh siswa-siswi SMK Negeri 3 Semarang, khususnya pada kompetensi keahlian teknik otomotif  ketika pembelajaran kejuruan/produktif. Sebagai contoh saat pembelajaran dengan materi servis berkala kendaraan ringan, siswa melakukan tahapan pertama dan kedua yaitu amati dan pahami pada saat guru memberikan materi teori servis berkala, kemudian siswa melakukan tahapan yang ketiga yaitu mencoba pada saat guru menginstruksikan siswa untuk melakukan praktek berkelompok ataupun individu, dan siswa melakukan tahapan yang ke empat/latihan yaitu pada saat guru menginstruksikan persiapan uji kompetensi. Dan pada tahap ke empat/latihan bisa dilakukan secara mandiri maupun berkelompok dan tidak hanya sekali, bisa dua kali, tiga kali, atau sekian kali sampai bisa atau kompeten.

Jika setiap siswa melakukan tahapan-tahapan APAMELA dengan baik dan semangat yang tinggi maka bisa dipastikan tingkat keberhasilan pembelajaran juga sangat tinggi. Adapun konsekuensinya untuk siswa dalam melakukan tahapan-tahapan APAMELA ini yaitu siswa harus mengikuti pembelajaran secara kontinyu, dalam artian siswa tidak pernah meninggalkan jam pelajaran. Survey sudah membuktikan bahwa jika ada siswa yang meninggalkan jam pelajaran kejuruan/produktif  2 sampai dengan 3 pertemuan, tingkat keberhasilan pembelajaran siswa tersebut biasanya rendah.

Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktik yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan keterampilan/skill  melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *