Sikap  dapat diartikan sebagai pikiran dan perasaan yang mendorong kita bertingkah laku ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesuatu, sedangkan disiplin merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupan. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan keluarga, pendidikan dan pengalaman. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, disiplin berarti melatih batin dan watak supaya perbuatannya menaati tata tertib. Disiplin diri berarti melatih diri melakukan segala sesuatu dengan tertib dan teratur secara berkesinambungan untuk meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup.

Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan akan menjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya keunggulan. Keunggulan membuat kita memiliki kelebihan yang dapat kita gunakan untuk  meraih tujuan hidup yang menentukan masa depan kita.

 Adapun salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengawali pembentukan sikap disiplin di SMK Negeri 3 Semarang  adalah dengan memberikan perhatian kepada para siswa, antara lain memberikan salam, berjabat tangan, atau mengimplementasikan bahasa cinta. Hal ini sebagai bentuk perhatian dan didikan untuk mengajarkan para siswa rasa hormat kepada orang tua. Kebiasaan baik seperti itu harus ditanamkan sejak dini kepada para siswa. Disinilah ditunjukkan perhatian seorang pendidik kepada para peserta didiknya dan penghormatan anak kepada orang tuanya. Budaya ini merupakan salah satu bentuk dari pendidikan karakter yang kini tengah didengung-dengungkan pemerintah serta bukti keseriusan pihak sekolah  untuk meningkatkan pelayanan serta mutu pendidikan.

Sebagai salah satu institusi pendidikan, maka SMK Negeri 3 Semarang ingin menumbuhkan  etika dan moral subyek didik ke tingkat yang lebih baik dengan cara atau proses yang baik pula serta dalam konteks positif.

Apa yang harus kita ketahui tentang pribadi siswa? 

Salah satu indikator keberhasilan pendidikan atau pembelajaran di sekolah jika  kesejahteraan siswanya terjamin. Adapun asumsi-asumsi yang perlu dipatok sebagai landasan pengembangan konsep pemberdayaan belajar siswa, yang juga pada gilirannya menjadi landasan praktek pendidikan di sekolah khususnya SMK Negeri 3 Semarang adalah:

  • siswa adalah makhluk yang bebas membentuk dirinya sendiri 
  • siswa adalah makhluk yang bermartabat 
  • siswa adalah individu yang mampu mengontrol dirinya sendiri 
  • siswa adalah mahkluk dengan karakteristiknya yang khas.

Apa yang harus dilakukan terhadap siswa?

  • Perlakukan siswa sebagai tamu
  • Kenali siswa sebagai individu dengan latar belakang berbeda
  • Bangun jembatan autentik memasuki kehidupan siswa

Untuk dapat mengemban tugasnya dengan baik maka seorang guru harus mampu memasuki dunia siswa, sebagai langkah pertama untuk bisa memberi mereka  kesempatan mengembangkan dirinya secara optimal.Selain itu,  lebih mendekatkan diri dengan siswa sehingga  bisa memperlakukan mereka sebagai subyek. Dengan memperlakukan siswa sebagai subyek maka siswa harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.  Kondisi siswa yang beragam,baik ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya  diperlukan wahana kegiatan yang beragam pula, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk belajar secara optimal. Hal inilah yang mendorong para guru untuk membangun jembatan autentik untuk bisa memasuki kehidupan siswa. Jadi bukan siswa yang harus mengerti guru, tetapi para guru yang harus membawa dunia siswa ke dunianya  untuk dimengerti, sehingga  pola “memanusiakan” siswa, menjadi perhatian yang penting dengan mengimplementasikan bahasa cinta. Adapun kata-kata penting dalam bahasa cinta itu antara lain:

  • Saya mengakui telah melakukan kesalahan besar 

Jika setiap individu berani mengakui bahwa dirinya pernah melakukan kesalahan pada orang lain, baik itu disengaja maupun tidak, maka tidak ada pihak-pihak yang berselisih. 

  • Anda melakukan pekerjaan dengan baik

Menghargai pekerjaan siswa menjadi hal penting yang harus dilakukan seorang guru. Tidak ada pekerjaan yang sempurna,tapi tugas kita adalah membimbing siswa untuk menjadi lebih baik, maka pujilah anak-anak dengan kalimat ini, tentu mereka serasa mendapat tambahan energi.

  • Bagaimana menurut pendapat Anda ? 

Pelibatan mereka akan membawa implikasi yang sangat luas karena terkandung pemikiran reformasi tentang bagaimana memperlakukan siswa. 

  • Jika Anda berkenan

Pemakaian bentuk perintah dengan nada memohon akan lebih mengena di hati para siswa . Hal ini akan memberikan kesan bahwa mereka bukan obyek yang bisa diperintah sesuai keinginan kita, melainkan sebagai individu yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik.

  • Terima kasih. 

Mengenalkan dan membiasakan anak-anak dengan kata terima kasih berarti mengajarkan mereka untuk bisa mensyukuri setiap anugerah yang mereka terima.

Melalui kata-kata yang sederhana ini kita akan dapat membangun jembatan autentik memasuki kehidupan siswa. Untuk itu dukungan dan  peran serta seluruh komponen sekolah sangatlah membantu dalam upaya peningkatan mutu seluruh aspek kesiswaan, baik dalam segi akademik maupun non akademik. Dengan demikian kerjasama dari seluruh pihak baik guru, wali kelas, maupun tenaga kependidikan yang lain sangat diperlukan demi tercapainya tujuan bersama yaitu terciptanya suasana sekolah yang dinamis, dengan siswa-siswa yang kompeten pada bidangnya, kedisiplinan yang menjadi budaya dan meningkatnya prestasi SMK Negeri 3  Semarang dalam segala bidang.

 

Penulis : Sunarti,S.Pd,M.Si

Penyunting : Humas SMKN 3 Semarang

Daftar Pustaka :

Sulistyo, Agus. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta : Ita.

Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010.

http://www.kompasberita.com/2012/01/efektifitas-pembelajaran-bahasa-indonesia-dengan-metode-quantum/

Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara Sekolah Menengah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *