Peserta didik merupakan individu yang unik, mereka terlahir dengan berbagai kekuatan kodrat yang ada pada dirinya. Kemampuan kodrat yang ada harapannya bisa berkembang seiring dengan masuknya anak ke jenjang pendidikan itulah yang disebut dengan istilah lain dari potensi. Menurut pandangan filosofis Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, pendidikan (opvoeding) harus memberikan tuntunan atas segala bakat kodrati yang dimiliki anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai pribadi dan sebagai masyarakat.
Sebagai pendidik, kita harus mempertimbangkan bagaimana memberikan layanan pendidikan yang memberi semua peserta didik kesempatan dan fleksibilitas untuk mengakses apa yang kita ajarkan dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka mengingat keragaman peserta didik kita. Pelayanan yang diberikan oleh seorang pendidik tentunya berkaitan dengan bagaimana seorang pendidik mampu mengelola untuk memperhitungkan semua potensi peserta didik. Pembelajaran yang dapat mempertimbangkan perbedaan kemampuan peserta didik salah satunya adalah pembelajaran berdiferensiasi.
Menurut Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.A. (dalam Elly Herliani, Euis Heryati 2021:159) menjelaskan bahwa potensi adalah kemampuan yang masih terkandung dalam diri peserta didik yang diperoleh secara herediter (pembawaan). Model pembelajaran diferensiasi merujuk pada pendekatan pengajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan individual peserta didik dengan cara yang lebih efektif. Dalam konteks pendidikan, diferensiasi mengacu pada upaya guru untuk mengakomodasi perbedaan dalam gaya belajar, kecepatan pemahaman, minat, dan kebutuhan peserta didk.
Dalam model pembelajaran diferensiasi, guru memahami bahwa peserta didk memiliki keunikan dan perbedaan yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran. Guru menggunakan berbagai strategi, metode, dan sumber daya yang berbeda untuk menyampaikan materi dan mengevaluasi pemahaman peserta didk. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua peserta didk mendapatkan peluang yang sama untuk belajar dan mencapai potensi mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi pada dasarnya mengakui bahwa setiap peserta didik adalah unik dan terus berkembang. Karena itu, sekolah harus memiliki perencanaan tentang pembelajaran berdiferensiasi, antara lain:
- Mengkaji metode mengajar saat ini yang sesuai dengan kekuatan dan kelemahan peserta didik;
- Merancang perencanaan dan strategi mengajar yang sesuai dengan kurikulum dan metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik;
- Guru memberikan dukungan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik;
- Mengkaji dan menilai pencapaian pelaksanaan pembelajaran secara berkala.
Indikator dari keberhasilan pembelajaran berdifferensiasi antara lain peserta didik memiliki pemahaman materi pembelajaran yang lebih baik, perubahan dalam kemampuan pemecahan masalah peserta didik, peningkatan dalam keterlibatan peserta didik pada partisipasi dalam diskusi, atau kemauan untuk berbagi pendapat dan ide. peningkatan motivasi belajar, semangat untuk mencari informasi tambahan, atau minat dalam mengikuti diskusi dan aktivitas pembelajaran. peningkatan nilai atau prestasi akademik peserta didik,
Melalui proses pembelajaran berdifferensiasi, maka potensi dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi hasil belajar atau kecakapan nyata dalam berbagai aspek kehidupan dan perilaku. Oleh karena potensi merupakan kecakapan yang masih tersembunyi atau yang masih terkandung dalam diri peserta didik, maka guru sebaiknya memiliki kemauan dan kemampuan mengidentifikasi potensi yang dimiliki peserta didik yang menjadi peserta didik di kelasnya, kemudian membantu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Mari membersamai peserta didik kita untuk masa depan yang gemilang.
Penulis : Dra. Suminingsih, M.Si.
Penyunting : Humas SMKN 3 Semarang
Tulisan yg bagus..yg mengimspiraasi mindset teman teman untuk berkembang