Oleh : Slamet Bagusono, S.Pd.
Guru TKR SMK Negeri 3 Semarang
Melalui Program Budaya Industri untuk pelajar di tingkat SMK berharap agar kesenjanagan antara dunia Pedidiikan Kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja, Khususnya sektor Industri Otomotif dapat terpangkas dan membuat siswa SMK punya kompetensi yang tak kalah bagus. Program Budaya Industri ini untuk di SMKN 3 Semarang bekerja sama dengan PBD ( Pintar Bersama Daihatsu ) dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama antara SMK dengan dengan Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja ( IDUKA ).
Daihatsu berharap siswa-siswa SMKN 3 Semarang dapat praktek langsung dalam pengoperasian mesin, sehingga lebih siap untuk terjun ke dunia kerja. Kegiatan Pintar Bersama Daihatsu ini merupakan salah satu dari empat pilar CSR ADM ( Corporate Social Responsibility Astra Daihatsu Motor ) yang sudah berjalan sejak tahun tahun 2008 melalui pilar ini, ADM ( Astra Daihatsu Motor ) berkomitmen untuk mendukung pembelajaran siswa-siswa SMKN 3 Semarang, baik dalam hal hard skill maupun soft skill.
Selain itu ADM juga membuka kesempatan bagi para lulusan SMK ini untuk belajar di ADM. Kepala SMKN 3 Semarang Ummi Rosydiana M.Par. menyatakan bahwa puluhan siswanya mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pekerjaan melalui adanya program PBD bahkan ada beberapa Siswa SMKN 3 Semarang yang telah mendapatkan kesempatan bekerja di ADM . SMKN 3 Semarang juga memperoleh kesempatan untuk membuka jasa servis bagi masyarakat sekitar.
Program Pintar Bersama Daihatsu bukan sekedar hanya kerja sama antara ADM dan SMK , namun merupakan upaya Link and Match atau menikahkan kebutuhan SMK dengan Dunia Industri, sehingga motto Vokasi kuat menguatkan Indonesia pun dapat segera terwujud secara seimbang dengan orientasi pada kesiapan kerja lulusannya. Pendidikan Vokasi merupakan penggabungan antara teori dan praktik secara seimbang dengan orientasi pada kesiapan kerja lulusannya. Kurikulum dalam pendidikan vokasi terkonsentrasi pada sistem pembelajaran keahlian (apprenticeship of learning ) pada kejuruan – kejuruan khusus ( specific trades ) karena melihat pendidikan vokasi / kejuruan sangat penting untuk mempersiapkan SDM Indonesia dalam menghadapi persaingan global.
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan mencetak calon tenaga kerja yang profesioanal dan siap memasuki dunia kerja dituntut membekali peserta didiknya memiliki sikap budaya industri . Untuk menanamkan budaya kerja di perlukan waktu yang tidak singkat. Artinya selama siswa belajar di SMK secara terus- menerus peserta didik untuk membiasakan budaya kerja industri di sekolah. Budaya kerja adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang di kembangkan dalam perusahaan yang di jadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi adaptasi eksternal dan integrasi internal”(Mangkunegoro,2005;316). Dengan menerapkan budaya kerja di industri diyakini perusahaan akan berhasil mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Salah satu konsep paling dasar yang biasanya menjadi dasar kerja pada program Pintar Bersama Daihatsu adalah 5 S adalah singkatan dari 5 kata dalam bahasa jepang yang diawali dengan huruf S; Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Dalam bahasa Indonesia , kita menterjemahkan 5S sebagai 5R; Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), Shitsuke Rajin). Cara berpikir ini bertujuan untuk membuat organisasi ditempat kerja lebih efektif , dengan menyederhanakan lingkungan sambil meningkatkan kinerja. Budaya kerja ini mendasari untuk siswa-siswa SMKN 3 Semarang untuk membudayakan budaya kerja di bengkel sekolah dengan menerapkan budaya kerja industri pada setiap kegiatan di sekolah.